Berusaha di tengah pandemi

Halo semua pa kabar, jumpa lagi dengan saya di awal bulan Juli nan berwarna di tahun yang menurut saya lebih dingin dan membuat hati ini bergetar.


Bukan apa-apa ditahun ini pula wabah datang dan membuat keceriaan di wajah - wajah mereka sirna, tak lagi bisa bercanda berkumpul bareng nongkrong bareng semua harus menjauh, entah sampai kapan.

Riuh pasar tak selantang dulu, riuh anak-anak sekolah tak seriuh dulu, ada sesuatu yang membatasi ruang gerak, menyekat kita dan membuat kita harus berjarak dari yang lain, sedih.

Ditengah wabah yang begitu dahsyat ini, kita harus tetap berjuang, sebagai kepala keluarga kita harus memberi makan keluarga kita. 

Itu tidak mudah, tapi selalu ada cara, untuk bisa melangkah demi mereka kita tidak lagi pedulikan keselamatan diri.

Salut untuk mereka yang setia mengayuh biduknya ditengah terpaan gelombang datang dari depan, kanan, kiri dan belakang.

Hidup harus terus berjalan, pandemi bukan tandingan semangat pantang menyerah bangsa indonesia, jadi terus semangat penuhi rongga-rongga dadamu dengan optimisme, nyalakan sumbu kegigihan dan takkan reda badai menyambar.

Saya tidak perlu berbicara banyak, saya hanya ingin menyemangati hati mereka agar tumbuh lagi, linangan air mata ibarat kaca mobil yang terkena hujan, seka dan seka lagi.

Semangat berjuang saudaraku, kita tidak boleh menyerah, hatimu sekuat baja, tanggung jawabmua adalah api yang menyala-nyala yang selalu berkobar.

Pagimu adalah medan perang, siangmu adalah ladang peperangan, malamu diisi dengan bercengkarama dengan anak-anakmu, kita semua adalah pejuang, karena kita semua harus melewati semua ini untuk menjadi pejuang sejati.

Tetap semangat dan hadapi smua dengan ketegaran dan senyum yang menawan