Hi, apa kabar, semoga anda semua senantiasa selalu diberkahi kesehatan dan diberikan rezeki yang berlimpah, agar bisa senantiasa terus berinternetan dan jadinya, bisa terus mampir ke blog sederhana saya ini, amin.
Tahun ini tepatnya, bangsa indonesia sedang mengalami namanya tahun politik, tentunya sebagai orang awam, saya merasakan atmosfir sensasinya benar-benar menyeruak ke segala sendi kehidupan.
Yang dibahas di segala suasana, mau bergaji kecil, bergaji tinggi, yang berpangkat yang tidak semua membahas politik, dramanya dimainkan berbagai kalangan.
Siang malam, di semua saluran tv menayangkan debat politik, saling adu taji, yang tersungkur akan mudah kehilangan peminat, grafik pun menjadi barometer bahwa si anu lebih disukai karena pintar anu, atau si anu bekas anu, memang tidak mudah memilih pemimpin untuk bangsa yang besar ini.
Karena saya juga bagian dari bangsa ini, tentu sudah punya ancang-ancang untuk memilih capres pilihan hati untuk periode lima tahun kedepan.
Istilah tahun politik, juga saya dapat dari selentingan berita dimana-mana, saya jadi keranjingan baca-baca artikel politik, biar ga dibilang gapoltik (gagap politik), aneh ya, hehehe.
Tapi sebagai negara berpenduduk terbesar ke 4 di dunia, gegap-gempita ini terasa jauh sebelum pemilu ini dimulai.
Dimulai dengan banyaknya, debat-debat antar pendukung, hingga pengumpulan masa atau kampanye terbuka.
Kita dibawa ke suasana politik sesungguhnya, tapi keriuhan akan usai, apabila anda sudah melewati tahap pencoblosan yang katanya paling rumit sedunia.
Bagaimana tidak rumit, kita bakal dibagiin kertas pencoblosan yang jumlahnya ada lima biji, apa aje bang, ada kertas untuk milih anggota legislatif kota atau kabupaten, ada legislatif untuk propinsi, ada untuk calon senator atau anggota dpd RI, lalu anggota dpr ri, dan terakhir capres.
Surat suaranya ukurannya lumayan makan tempat, seukuran tabloid mingguan atau bulanan.
Tapi ingat, siapa pun pilihannya siapa pun pemenanganya, kita kudu sadar, kita ini bangsa indonesia, jangan gara-gara drama politik ini, kita jadi bermusuhan, saling menyakiti, dan bahkan saling adu jotos.
Kasihan para pahlawan yang sudah berjuang memerdekakan bangsa ini dengan darah dan air mata, jika kita saling bertikai, mereka akan bersedih hati melihat keadaan ini.
Siapapun pilihannya, maka ini adalah kemenangan bangsa indonesia dan nasib bangsa ini bergantung pada keikhlasan kita menerima setiap kekalahan, dan tidak ada yang menang atau pun kalah, yang ada adalah persatuan dan kesatuan indonesia tetap diatas segalanya.