Prinsip-prinsip Dasar Kestabilan Kapal

Gbr. Kapal Cargo miring





Prinsip-prinsip Dasar Kestabilan Kapal - Hai, apa kabar kali ini saya mau berbagi sedikit tulisan mengenai prinsip-prinsip dasar kestabilan kapal yang mungkin harus diketahui.

 

Tulisan ini membahas efek dari pembebanan muatan terhadap kestabilan kapal, dengan mengetahui prinsip-prinsip ini kita bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

 

Kebanyakan kecelakaan kapal karena muatan tidak stabil disebabkan tidak memperhatikan mengenai prinsip-prinsip ini.

 

Apa saja prinsip-prinsip dasar kestabilan kapal itu ? 

1. Syarat-syarat Pembebanan Awal (Pre Load)

Penanggung jawab muatan diatas kapal barang atau tongkang wajib berat muatan dan tinggi pusat gravitasi. Dari sini pemuatan barang bisa dilakukan dan biasanya terjadi di akhir-akhir. 

Terlepas dari tekanan apapun yang dialami kapal barang oleh terminal pantai, tanggung jawab untuk memuat barang terletak pada seorang Kapten.

 

2. Efek Permukaan Bebas (EPB)

Semua zat cair yang ada di dalam kapal mempunyai dampak besar bagi kestabilan kapal barang, yaitu akan mengurangi rata-rata GM (atau sebaliknya dengan menaikkan KG). 


Dari berbagai kasus menunjukkan bahwa perhitungan  ternyata EPB tidak dilakukan, atau jika pun dilakukan, data yang dimasukkan tidaklah akurat.

 

Untuk keamanan idealnya, tangki penyeimbang seharusnya diisi penuh atau sepenuhnya dikosongi sehingga tidak ada efek permukaan bebas yang bisa menjadi masalah. 


Bagaimanapun juga, jika hal ini tidak memungkinkan, tindakan terbaik adalah dengan mengijinkan EPB maksimum dalam perhitungan kestabilan untuk setiap tangki.

 Jika kondisi kestabilan dinyatakan kritis pada setiap tahap pelayaran, momen permukaan bebas yang sesungguhnya dapat diterapkan dalam perhitungan untuk mendapatkan perhitungan yang akurat dari kondisi kapal.

 

Sangatlah penting bahwa EPB harus selalu dihitung dan diterapkan secara benar serta Kapten seharusnya diberi petunjuk yang jelas.

Secara lahiriah bahwa zat cair yang bergerak bebas dalam geladak kapal punya efek yang sama dan ketika kondisi  kestabilan menjadi serius ini bisa berdampak besar.


3. Menghitung Pusat Gravitasi

Kapten diingatkan tentang perlunya perhitungan yang akurat mengenai pusat gravitasi dari suatu muatan. 


Kesalahan-kesalahan dapat terakumulasi jika asumsi-asumsinya salah sehingga dapat membahayakan kestabilan kapal. 


Perhitungan harus selalu berpihak pada sisi keselamatan (baca: lebih baik angka perkiraan terlalu tinggi daripada terlalu rendah). 


Pusat gravitasi diatas kapal mempunyai rumus dasar selalu diasumsikan setengah kali tinggi peti kemas, kecuali jika dinyatakan berbeda atau standar yang digunakan adalah 0.4 x tinggi peti kemas).

 

4. Tinggi Peti kemas

Yang menjadi perhatian harus diberikan guna memastikan bahwa tinggi peti kemas yang benar digunakan untuk menghitung VCG. 


 

5. Berat Peti kemas

Kesalahan melaporkan berat peti kemas adalah problem yang terjadi di seluruh dunia perngiriman peti kemas dan juga pada pengiriman lokal.

 

          Suatu cara untuk menghitung berat sebuah peti kemas dan kapten harus  memeriksa daftar 
          bobot muatan. 


Masalah lain yang terjadi akibat tidak diketahuinya berat peti kemas adalah kemungkinan bahwa

unit yang lebih berat dapat diletakkan di atas unit yang lebih ringan namun kestabilan akan berkurang. 


Masalah ini juga dapat terjadi akibat penghematan biaya dan waktu, misal jumlah mesin pengangkat peti kemas dibuat sesedikit mungkin dan peti kemas yang lebih berat diletakkan di tempat yang kurang tepat, misal di atas peti kemas yang lebih ringan.

 

Dan menurut beberapa laporan di mana ada perbedaan total antara berat yang sebenarnya dengan berat yang dilaporkan adalah 10 %. 


Dalam kasus yang ekstrim, peti kemas yang dilaporkan kosong ternyata kelebihan berat 20 ton.

 

Situasi seperti ini sangat berbahaya, kadang hal ini berada di luar pengawasan kapten. 

Namun bagaimanapun juga, potensi kegagalan yang berkaitan dengan hal ini harus selalu dipikirkan.

 

6. Daya Muat (Draft)

Selama operasi kargo, sangatlah penting bahwa daya muat harus diawasi secara langsung, bagian depan, buritan kapal dan bagian tengah kapal pada kedua sisinya dalam interval yang teratur dan perlu dibandingkan dengan hasil hitungan atau perkiraan daya muat barang. 


Berbagai kelainan daya muat harus muali dapat pengawasan ketat. 


Perhatian yang minim terhadap daya muat barang dan kapal barang kemudian ditemukan kelebihan bobot dan hal ini bisa menyebabkan menurunnya kestabilan.


7. Mesin Pemindah dan Derek


Ketika gigi kapal sedang difungsikan saat operasi kargo, pusat gravitasi kapal selalu bergerak ke arah muatan yang lebih berat, menjauhi bobot yang dikeluarkan atau ke arah di mana bobot digerakkan. 


Ketika gigi kapal digunakan, seketika saat peti kemas dikeluarkan dari geladak, dermaga, atau di manapun letaknya, berat akan dipindahkan ke titik suspensi mesin pemindah atau mesin derek. 


Akibatnya, pusat gravitasi vertikal pada kapal akan naik dan berubah ke arah berat, secara efektif akan mengurangi kestabilan kapal barang. 


Hal ini dapat menjadi faktor penting selama tahap akhir dalam pemuatan barang dan tahap awal pengurangan beban ketika kestabilan jadi penting. 


Kehati-hatian diperlukan ketika menghitung kestabilan pada saat itu dan, khususnya, perhatian juga difokuskan pada Efek Permukaan Bebas. 


Mungkin perlu juga untuk menyeimbangkan tanki ganda bagian bawah untuk memastikan bahwa kestabilan masih terjaga selama operasi pengangkatan beban.


 

8. Kelebihan Muatan

Menindaklanjuti rencana persetujuan dan survey garis batas pembebanan berkala, semua kapal barang diberi Sertifikat Batas Muatan (Loadline Certificate) yang dikeluarkan oleh Badan Resmi (atau dikeluarkan oleh Masyarakat Klasifikasi atas nama negara). 

 


Dokumen ini sendiri menggantikan badan resmi yang memberikan batas bebas air (free board) minimum yang diijinkan bagi sebuah kapal ketika mendapat beban. 


Kasus-kasus yang terjadi adalah di mana panduan kestabilan tidak resmi digunakan untuk tujuan menentukan garis batas muatan, dan hal ini sangat tidak benar.

 

Sebuah kapal secara otomatis dikatakan tidak layak berlayar jika batas bebas air kurang dari angka yang ditentukan. Kapten harus mengetahui kenyataan bahwa jika kapal mengalami kelebihan muatan P&I perlu divalidasi.

 

9. Menurunnya Dinding Bebas Air (Freeboard)

Mengetahui contoh di mana dinding bebas air sebuah kapal diturunkan (berdasarkan persetujuan dengan pihak berwenang) karena kapal hanya beroperasi di wilayah pantai atau  perairan lokal.

 

Jika pengurangan telah diperbolehkan maka sangatlah wajib bahwa studi mengenai kondisi kestabilan kapal yang telah direvisi dikerjakan oleh arsitek kapal untuk memastikan bahwa kondisi ini sesuai dengan regulasi. 


Penurunan batas bebas air untuk meningkatkan kapasitas muatan kapal akan menurunkan daya apung kapal dan hal ini akan menurunkan kestabilan dinamik kapal dan kemampuannya untuk menahan gaya-gaya luar. 


10. Kesalahan dalam Melaporkan Kondisi Kapal

Pada setiap tahap operasi kargo kapal barang perlu secara disiplin memelihara kondisi kestabilannya agar tetap memenuhi kriteria kestabilan kapal. 


Persyaratan ini pun sama pentingnya dalam semua tahap pelayaran; perhatian khusus perlu diberikan pada konsumsi bahan bakar, air dan barang lainnya, dan juga efek permukaan bebas yang mungkin terjadi. 


Mungkin perlu juga untuk menyeimbangkan kapal guna mengkompensasi benda-benda yang habis dikonsumsi ini. 


Jika hal ini diperlukan maka efek permukaan bebas dari air yang diberikan pada tangki penyeimbang harus juga dihitung sebelum semua operasi keseimbangan dilakukan. 


Umumnya kondisi awal diperburuk dengan cara demikian untuk menyeimbangkan tangki nantinya, hingga kestabilan akhir dapat dicapai.


Demikian tulisan singkat mengenai prinsip-prinsip dasar mengenai kestabilan kapal semakin banyak orang yang tahu maka kejadian yang diinginkan bisa diminimalisir sedini mungkin.


Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.