Merokok adalah hal yang mengasyikan, eiit tapi itu duluuuu pas menjadi perokok, sekarang saya sudah berhenti total jadi perokok. Butuh waktu 2 tahun untuk benar - benar melenyapkan nafsu merokok yang mengerikan ini. Hidup hanya untuk merokok, kata orang - orang kalau lihat saya berkawan dengan rokok, nikmatnya. Tapi kesadaran untuk berhenti merokok, karena teringat ayah saya yang mengalami sakit yang membuatnya berpindah - pindah rumah sakit, akibat jantung, apakah itu karena rokok?saya menjadi saksinya, setiap hari ayah saya menghabiskan 3 bungkus rokok dalam sehari, di usianya yang tidak muda lagi, tentu fungsi organ tubuhnya tidak seperti dulu.
Setiap melihat dia pulang bekerja, digenggaman tangannya hanya ada korek dan sebungkus kotak rokok, 3 hari menjelang beliau benar - benar masuk sakit, wajah ayahku memerah seperti terbakar. Dalam hatiku bertanya takut, ada apa dengan ayahku?. Ditangannya tak tinggal terselip rokok yang terbakar, beliau begitu menikmatinya, tapi wajahnya semakin memerah. Berhari - hari kemudian ayah saya mengalami penurunan daya tahan tubuh, ayah menjadi lemas dan banyak tidur.
Dibujuk ke dokter ayahku menolak, keadaan ayah yang semakin menurun, keluargaku inisiatif untuk memanggil adik kesayangannya biasanya kalau dibujuk sang adik, biasanya ayahku akan nurut, adiknya mengajak kalau ayah mau untuk dirawat di rumah sakit tidak lama ayahku mengangguk pelan, benar saja, tidak lama ayah bangun dan bergegas mengikuti sang adik, luar biasa sang adik yang juga bibiku ini.
Di rumah sakit pertama ayah hanya didiagnosa sakit paru - paru, tapi keadaanya koq, semakin menghawatirkan, ayah makin sering kehilangan kesadarannya. Kami makin panik, dari diagnosa dokter paru - paru ayah menciut jadi 20% saja!kami mendadak lemas, disaat kami butuh pertolongan, adik ayahku datang berkunjung, setelah berdiskusi lama, kami memutuskan memindahkannya ke rumah sakit lain, berhubung kesehatan ayah semakin jauh menurun.
Setelah dipindahkan ke ruang gawat darurat, kami menungggu harap - harap cemas, sekian lama kami menunggu dokter rumah sakit itu memanggil keluarga untuk berkumpul, dari penjelasan beliau didapat ayah saya mengalami pembengkakan pada organ jantungnya, akibat terlalu banyak asap rokok ditubuhnya. Setelah seminggu ayah dirawat, ayah perlahan - palah mulai bisa berkomunikasi dengan kami. Kami bahagia, ayah kami sudah mulai sehat.
Disitu saya menjadi tersadar, untuk apa saya terus merokok? apa manfaatnya? dalam bayangan saya dulu, melihat orang merokok itu keren. Tapi kalu melihat kejadian yang sudah menimpa ayahku sudah waktunya aku untuk berhenti merokok. Tidak semudah bayanganku, untuk langsung berhenti merokok ada proses panjang disitu.
Perjuanganku memang awalnya mengurangi jumlah rokok yang masuk ketubuh, biasa menghisap 2 bungkus drastis hanya setengah bungkus, plus jogging tiap sore hari. 2 Kilo per hari saya berlari, untuk membantuku melupakan rokok, olahraga makin ok, keinginan merokok jadi tambah tinggi juga, Nongkrong pasti ada dia si batang putih berkepala keemasan, saya jadi jarang nongkrong, setelah itu saya tekan kepengen merokok menjadi 4 batang sehari, dahsyatnya melawan rokok ini, saya turunkan lagi jadi 2 batang sehari, harus bisa!.
Isitilah menurunkan dosisnya, begitu seterusnya, saya merokok 1 batang sehari, saya sudah meilihat nafsu merokok semakin melemah, sudah saatnya saya tendang rokok jauh - jauh dari hidupku, dasss....!!!, akhirnya pergi juga si kepala berlist keemasan itu.
Akhirnya setelah 2 tahun 2 bulan program berhenti merokok. Saya benar - benar total tidak merokok, sudah hampir 17 tahun saya merokok!. Demikian kisah pengalamanku untuk berhenti dari merokok. Semoga ini menjadi inspirasi siapa pun untuk mulai mengurangi rokok dan menjauhkan dari hidupmu. Terima kasih.